Monday, June 3, 2013

"Casa Franz", Arsitektur Sederhana yang "Menjinakkan" Hutan

Sang arsitek mencoba membawa kekayaan alam ke dalam ruang yang dapat dihuni. Uniknya, mereka seakan tidak perlu bersusah payah dengan hanya membuat desain minimalis pada rumah peristirahatan tersebut.
 

KOMPAS.com - Firma arsitektur asal Argentina bernama BAK Arquitectos membuat sebuah rumah peristirahatan di daerah hutan cantik Mar Azul. Rumah yang dibangun pada 2010 ini sebagai bangunan "pelarian musim panas" dari kota Metropolitan Buenos Aires.
Sebelumnya, BAK telah menciptakan berbagai rumah peristirahatan musim panas dengan jenis yang hampir mirip di area tersebut. Umumnya, rumah peristirahatan karya BAK Arquitectos ini dapat diidentifikasikan dengan fasad berupa beton ekspos dan kaca-kaca besar.
Rumah-rumah tersebut cocok sebagai rumah peristirahatan yang hening. Rumah peristirahatan yang ada di Mar Azul ini, misalnya.
María Victoria Besonías dan Luciano Kruk dari BAK Arquitectos merupakan pasangan jenius di balik rumah tersebut. Kedua arsitek ini mengolah tanah seluas 337 meter persegi dengan mendirikan bangunan sebesar 87 meter persegi.
Sang arsitek mencoba membawa kekayaan alam ke dalam ruang yang dapat dihuni. Uniknya, mereka seakan tidak perlu bersusah payah dengan hanya membuat desain minimalis pada rumah peristirahatan tersebut.
Rumah diberi nama bernama Casa Franz ini memiliki bentuk sederhana dengan atap datar. Bentuk "kotak-kotak" pada rumah ini membuatnya dapat menyatu pada kontur tanah yang tidak rata.
Selain itu, penggunaan bata ekspos sederhana pada eksterior rumah juga "terobati" dengan aksen lampu yang "menyelinap" keluar lewat kaca-kaca besar di sekitar rumah. Saat gelap, lampu kekuningan yang berasal dari dalam rumah menambah keindahan rumah peristirahatan ini. Sebaliknya, di siang hari cahaya matahari dapat dengan mudah menerangi interior rumah.
Beton ekspos memberikan keringanan secara visual, sementara kaca panjang memisahkan bidang berwarna keperakan yang ada pada fasad rumah. Terasnya tampak sedikit terangkat dari permukaan tanah. Ini membuat rumah dua lantai tersebut terpisah dari jalan di sekitarnya.
Selain itu, karakteristik rumah, yaitu dua pohon pinus besar yang "menusuk" rumah ini di daerah teras memberikan kesan tersendiri. Bahkan, adanya split level memberikan garis panjang pandangan yang tidak terbatas dan menjadikannya bentuk rumah peristirahatan modern yang cantik dan sederhana.
"Menjinakkan" hutan
Rumah ini memiliki dua kamar tidur. Meskipun berukuran tidak terlalu besar, namun kaca-kaca tembus pandang membuatnya menyatu dengan alam dan penghuninya tidak akan mendapat kesan terperangkap dalam kotak kecil.
Seperti dilansir di www.designboom.com, Casa Franz meneruskan ide untuk "menjinakkan hutan" sembari melakukan praktik baru dalam arsitektonik yang subtraktif. Kenyamanan rumah ini juga dibantu oleh plafon dengan tinggi dua kali lipat, kaca-kaca besar yang memaksimalkan cahaya alami, serta untuk menikmati pemandangan alam tanpa perlu berada di luar ruangan.
Selain itu, rumah ini juga secara khusus didesain memiliki area sosial dan berkumpul yang besar. Pasalnya, proyek ini dimulai untuk memberikan ruang yang banyak untuk keluarga.
Sayangnya, menurut situs resmi www.bakarquitectos.com.ar, sejak 11 Desember 2012 lalu María Victoria Besonías dan Luciano Kruk tidak lagi bekerjasama dalam satu firma. Mereka mulai bekerja secara pribadi.

No comments:

Post a Comment